Tanggal : 23-09-2025


Yogyakarta, Senin 22 September 2025 – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui Program Kesehatan Jiwa mengikuti Workshop Nasional Penanganan Kegawatdaruratan Psikiatri dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang berlangsung di Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 27 programmer kesehatan jiwa puskesmas dengan tujuan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menghadapi kegawatdaruratan psikiatri, memahami kebijakan nasional, serta mengoptimalkan pendekatan rehabilitasi berbasis masyarakat.

Materi Workshop oleh :

1. Kegawatdaruratan Psikiatri – dr. Jayus Inastiawan, Sp.KJ., M.Sc (RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten) Peserta diajak memahami tahapan klinis mulai dari agitasi, transisi, hingga agresi, serta intervensi yang tepat. Evaluasi pasien harus cepat dan akurat melalui diagnosis awal, identifikasi faktor pencetus, serta memulai terapi atau rujukan. Target keberhasilan terapi bukan hanya hilangnya gejala klinis, melainkan pemulihan fungsi sosial dan peran pasien. Peserta dibagi tiga kelompok untuk mengidentifikasi kasus kegawatdaruratan psikiatri.

2. Kebijakan Nasional Kesehatan Jiwa – dr. Sudarmi, MM (Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo) Kesehatan jiwa merupakan beban penyakit utama pada semua siklus hidup dan termasuk 10 besar penyakit berdasarkan siklus kehidupan.

Intervensi pencegahan dilakukan sejak dini melalui:

  • Pengasuhan positif (6 pesan utama: kelola stres, kelola emosi, komunikasi efektif, pembagian peran, sikap baik, disiplin positif).
  • Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP) dengan prinsip memperhatikan, mendengarkan, menghubungkan. Skrining berbasis siklus hidup. Pemerintah daerah berperan menyediakan obat jiwa di puskesmas serta eliminasi pasung melalui pendataan, pendekatan keluarga, dan dukungan jaminan kesehatan 

3. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) – Ns. Wahyu Reknoningsih, M.Kep, Sp.Kep.J (RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten)

TAK menekankan pentingnya kelompok sebagai sarana terapi untuk mencegah kekambuhan ODGJ akibat drop out obat dan kurangnya sistem dukungan. Proses TAK terdiri dari fase persiapan, orientasi, kerja, dan terminasi. Metode yang digunakan meliputi dinamika kelompok, diskusi, roleplay, simulasi, permainan, hingga orientasi realita bagi pasien dengan halusinasi.

Melalui workshop ini, tenaga kesehatan di puskesmas diharapkan mampu menangani kasus kegawatdaruratan psikiatri dengan cepat dan tepat, memahami kebijakan nasional serta peran pemerintah daerah dalam layanan kesehatan jiwa dan mengembangkan terapi aktivitas kelompok sebagai strategi rehabilitasi berbasis masyarakat.

Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat layanan kesehatan jiwa di tingkat pertama sekaligus mendukung upaya pemerintah menuju eliminasi pasung dan peningkatan kualitas hidup ODGJ.(MI)