
Purworejo- Kamis, 9 Oktober 2025 – Bertempat di Aula Kecamatan Bruno, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo bersama Puskesmas Bruno menyelenggarakan kegiatan Gerakan Ibu Hamil Sehat dan Pekan ASI Tahun 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah daerah dalam memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam percepatan penurunan stunting.
Acara dihadiri oleh Sekretaris Camat Bruno, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dan Kepala Puskesmas Bruno selaku narasumber. Peserta yang hadir berasal dari berbagai unsur, meliputi Forkopimcam Bruno, PLKB, Korwilcambidik, TP PKK, KUA, guru sekolah, kader kesehatan, ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta remaja putra dan putri.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM, menekankan pentingnya peran keluarga, khususnya ibu, dalam membentuk generasi sehat.
Kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui menjadi kunci utama dalam menciptakan anak-anak yang tumbuh cerdas dan kuat. Namun tanggung jawab ini tidak hanya di pundak ibu, melainkan juga seluruh anggota keluarga dan masyarakat. Kesehatan harus dimulai dari kesadaran bersama sejak remaja, ujar dr. Sudarmi.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga mendorong perubahan perilaku, terutama dalam hal pemenuhan gizi, perawatan kehamilan, pemberian ASI eksklusif, serta pencegahan risiko kehamilan dan stunting.
Melalui sesi penyuluhan dan interaktif, para peserta memperoleh pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil dan menyusui agar tetap bahagia dan produktif. Sementara bagi remaja, kegiatan ini memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi, anemia, dan persiapan menuju usia dewasa sehat, sehingga mereka mampu menjadi generasi yang siap menghadapi masa depan dan berperan aktif dalam pencegahan stunting sejak dini.
Dengan pelibatan lintas sektor dan berbagai lapisan masyarakat, Gerakan Ibu Hamil Sehat dan Pekan ASI di Kecamatan Bruno menjadi wujud nyata komitmen bersama dalam membangun keluarga sehat, anak tumbuh optimal, dan generasi Purworejo yang bebas stunting.(MI)
Purworejo- Rabu, 8 Oktober 2025 — Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan Pelatihan Aksi Cegah Stunting di Convention Room Hotel Sanjaya. Kegiatan ini mengangkat tema Peran Tenaga Kesehatan dalam Percepatan Penurunan Stunting Melalui Sistem Rujukan Berjenjang dan Tatalaksana Gizi Buruk sebagai upaya memperkuat peran tenaga kesehatan di lini depan dalam penanggulangan stunting.
Pelatihan diikuti oleh dokter dan petugas gizi dari seluruh Puskesmas se-Kabupaten Purworejo, serta perwakilan dari RSUD dr. Tjitrowardojo dan RSUD RAA Tjokronegoro. Peserta mendapatkan pembekalan menyeluruh mengenai kebijakan, tatalaksana, dan sistem pencatatan kasus stunting untuk memperkuat koordinasi antar tingkat layanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM, dalam sambutannya menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting memerlukan kolaborasi yang kuat antar fasilitas layanan kesehatan, mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit rujukan. Ia menekankan pentingnya deteksi dini, tata laksana tepat, serta pelaporan yang terintegrasi agar intervensi terhadap balita berisiko gizi buruk dapat dilakukan secara cepat dan efektif.
Dalam pelatihan ini, dr. Sudarmi, MM memaparkan arah kebijakan dan strategi tata laksana pencegahan stunting di tingkat daerah. Sementara itu, dr. Rina Partiwi, Sp.A(K) menjelaskan penatalaksanaan stunting berbasis pelayanan kesehatan primer yang berkesinambungan. Materi teknis pemeriksaan balita bermasalah gizi disampaikan oleh dr. Nurul Hadi, M.Sc., Sp.A, yang menekankan pentingnya kemampuan klinis tenaga kesehatan dalam mengenali tanda-tanda awal gangguan gizi. Pelatihan ditutup dengan sesi pencatatan dan pelaporan oleh Kurniawati, SKM, yang membahas pentingnya keakuratan data dalam mendukung sistem rujukan dan evaluasi program penurunan stunting.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berharap tenaga kesehatan memiliki pemahaman dan keterampilan yang lebih kuat dalam melakukan aksi cegah stunting, serta mampu berkontribusi nyata dalam upaya mewujudkan generasi Purworejo yang sehat dan bebas stunting.(MI)
Purworejo- Rabu, 09 Oktober 2025, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penanganan Gawat Darurat pada Keracunan Pangan secara daring melalui platform virtual. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Purworejo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Cabang Dinas Wilayah 8, serta seluruh jenjang pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, MI, SMP, MTS, SMA, SMK hingga MA se-Kabupaten Purworejo.
Rakor dibuka dengan sambutan dan paparan materi oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM, yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencegah dan menangani kejadian keracunan pangan, khususnya di lingkungan sekolah. Beliau menyoroti bahwa keamanan pangan merupakan bagian penting dari upaya perlindungan kesehatan masyarakat, sehingga perlu sistem deteksi dini dan penanganan cepat bila terjadi kasus gawat darurat.
Sesi berikutnya diisi oleh dr. Nurul Hadi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo, yang membawakan materi tentang keracunan makanan pada anak. Dalam paparannya, beliau menjelaskan tanda-tanda klinis yang perlu diwaspadai, mekanisme terjadinya keracunan, serta langkah penanganan awal yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua sebelum anak mendapat perawatan medis.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak Wiwit Sugiarto, SKM, Promosi Kesehatan Ahli Madya Dinkesda Purworejo, dengan topik pencegahan kejadian keracunan pangan. Ia menekankan pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, mulai dari cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan alat makan, hingga memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi anak-anak di sekolah.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dipimpin oleh Kabid P2P Dinkesda Purworejo, dr. Budi Susanti, M.Sc. Dalam sesi ini disepakati sejumlah langkah strategis yang akan segera diimplementasikan, antara lain pembentukan tim pengawas keamanan pangan di sekolah dan masyarakat, penguatan edukasi cuci tangan pakai sabun, serta kebiasaan membawa alat makan pribadi bagi siswa. Sekolah juga diingatkan untuk memastikan makanan Program Makan Bergizi (MBG) tidak diletakkan di atas lantai, melakukan uji organoleptik oleh satgas sekolah, dan mengembalikan sisa makanan ke SPPG sebagai bahan evaluasi menu. Selain itu, akan dibuat formulir daring untuk mendata riwayat alergi siswa agar dapat menjadi acuan dalam penyusunan menu MBG yang lebih aman.
Dinkesda juga mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala keracunan pangan, serta melaporkan kejadian dugaan keracunan melalui Call Center Surveilans KLB/Wabah Dinkesda Purworejo di nomor 085743314475 (Rere). Jika dibutuhkan bantuan ambulans, masyarakat dapat menghubungi PSC 119 atau 08112653119.
Melalui pelaksanaan rakor daring ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo memperkuat koordinasi lintas sektor dan mempertegas komitmen bersama dalam mewujudkan keamanan pangan, khususnya di lingkungan sekolah, guna melindungi kesehatan dan keselamatan anak-anak di Kabupaten Purworejo.(MI)
Purworejo – Sebagai upaya pemerataan layanan kesehatan dan peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan medis spesialistik, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo kembali menyelenggarakan Program Spesialis Keliling (SPELING). Kegiatan berlangsung di Balai Desa Ngargosari, Kecamatan Loano, pada Selasa, 07 Oktober 2025, dan diikuti oleh sekitar 200 warga setempat.
Program SPELING merupakan inisiatif unggulan Gubernur Jawa Tengah yang bertujuan mendekatkan pelayanan kesehatan spesialistik kepada masyarakat di wilayah terpencil. Melalui kolaborasi antara Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, Puskesmas Banyuasin, dan RS Palang Biru Kutoarjo, kegiatan ini berhasil memberikan berbagai layanan kesehatan secara gratis dan komprehensif kepada masyarakat.
Tim SPELING yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Daerah membawa sejumlah dokter spesialis dari rumah sakit dan tenaga kesehatan dari puskesmas untuk melayani berbagai kebutuhan kesehatan masyarakat. Adapun pelayanan yang diberikan meliputi pemeriksaan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi, penyakit dalam, jiwa, anak, serta dokter umum, bidan, dan perawat dari Puskesmas Banyuasin.
Jenis layanan kesehatan yang diberikan antara lain skrining IVA dan pemeriksaan Sadanis untuk deteksi dini kanker serviks dan payudara, pemeriksaan dahak, Tes Cepat Molekuler (TCM), foto rontgen, dan tes Mantoux untuk penapisan tuberkulosis, serta pelayanan ANC dan USG bagi ibu hamil. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung, kolesterol, dan pemeriksaan indera, serta pemeriksaan kesehatan jiwa menggunakan Stress Analyzer atau Bionic Health Scanner.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo dr. Sudarmi, MM menyampaikan bahwa kegiatan SPELING merupakan wujud nyata pelaksanaan transformasi layanan primer yang menekankan pendekatan promotif dan preventif. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting untuk memastikan masyarakat di wilayah pedesaan memperoleh hak yang sama dalam pelayanan kesehatan.
Melalui kegiatan SPELING, masyarakat tidak hanya mendapatkan pengobatan tetapi juga edukasi dan deteksi dini terhadap berbagai penyakit. Ini merupakan bentuk nyata komitmen bersama dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, dan sejahtera, ujar dr. Sudarmi.
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Diharapkan, program SPELING terus menjadi sarana efektif dalam meningkatkan kualitas dan pemerataan layanan kesehatan hingga ke pelosok desa.(MI)
Kamis, 09 Oktober 2025 – Desa Sumberejo, Kecamatan Ngombol. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo bersama Puskesmas Ngombol melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M+) di Desa Sumberejo. Kegiatan ini merupakan langkah responsif atas ditemukannya lima kasus infeksi dengue dalam satu bulan terakhir pada satu RW di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan jentik yang dilakukan tim gabungan Dinkesda dan puskesmas, diperoleh Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 77,8%, masih jauh di bawah indikator bebas penularan DBD yang ditetapkan yaitu lebih dari 95%. Kondisi ini menunjukkan bahwa risiko penularan DBD di Desa Sumberejo masih cukup tinggi dan memerlukan upaya bersama untuk pengendaliannya.
Melalui kegiatan pemberdayaan ini, masyarakat diedukasi dan digerakkan untuk kembali mengaktifkan gerakan PSN 3M+, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, ditambah berbagai langkah pencegahan lain seperti penggunaan larvasida, pemeliharaan ikan pemakan jentik, serta menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM, menegaskan bahwa pencegahan DBD tidak cukup hanya mengandalkan fogging, tetapi harus melibatkan perubahan perilaku masyarakat melalui pelaksanaan PSN yang rutin dan terukur. Sebagai tindak lanjut, disepakati bahwa kegiatan PSN 3M+ akan dilaksanakan secara rutin minimal satu minggu sekali dengan pendampingan dari petugas puskesmas dan pemantauan kader jumantik di setiap RT.
Melalui komitmen bersama antara pemerintah desa, masyarakat, dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, diharapkan Desa Sumberejo dapat meningkatkan angka bebas jentik serta memutus rantai penularan DBD di wilayahnya.(mi)
Purworejo — Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis dalam Pelaksanaan Makan Bergizi Seimbang (MBG) yang Aman dan Berkualitas pada Selasa, 07 Oktober 2025 bertempat di Aula 2 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini diikuti oleh para ahli gizi Puskesmas serta ahli gizi dari 24 Satuan Pendidikan Penyelenggara Pemberian Gizi (SPPG) di wilayah Kabupaten Purworejo.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan program MBG bukan hanya sekadar memastikan peserta didik mendapatkan asupan bergizi seimbang, tetapi juga harus menjamin keamanan dan kualitas pangan yang disajikan. Menurutnya, keberhasilan program MBG sangat bergantung pada kepatuhan terhadap standar keamanan pangan dan kemampuan tenaga gizi dalam mengawasi setiap tahapan penyelenggaraan.
Kualitas gizi yang baik harus berjalan beriringan dengan keamanan pangan. Jangan sampai makanan yang bertujuan menyehatkan justru berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor dan peran aktif tenaga gizi sangat penting untuk memastikan setiap proses berjalan sesuai standar, ujar dr. Sudarmi.
Bimbingan teknis ini menghadirkan narasumber dari berbagai instansi terkait. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purworejo menyampaikan materi tentang pemilihan bahan makanan hewani ikan dan daging yang segar dan aman dikonsumsi. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo membahas pemilihan bahan makanan nabati sesuai standar mutu dan keamanan. Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo memaparkan penerapan SOP keamanan pangan di dapur SPPG sebagai bagian penting dari pengendalian titik kritis proses pengolahan.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, disepakati langkah-langkah operasional di lapangan, antara lain koordinasi dan pemantauan oleh ahli gizi Puskesmas ke dapur SPPG minimal satu kali dalam seminggu, pengelola diharuskan memperhatikan titik kritis keamanan pangan mulai dari penerimaan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi makanan, serta uji organoleptik oleh petugas gizi sebelum makanan didistribusikan kepada penerima manfaat.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berharap pelaksanaan program Makan Bergizi Seimbang di seluruh SPPG dapat berjalan lebih aman, berkualitas, dan berkelanjutan. Implementasi prinsip keamanan pangan yang konsisten diharapkan mampu mendukung peningkatan status gizi peserta didik serta mewujudkan generasi Purworejo yang sehat, cerdas, dan produktif.(MI)
PURWOREJO — Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo bersama Puskesmas Bubutan segera turun ke lapangan menindaklanjuti laporan adanya kasus dugaan keracunan pangan yang dialami oleh puluhan siswa dan guru di SMP Negeri 8 Purworejo pada Jumat, 03 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB.
Kasus tersebut dilaporkan setelah sejumlah siswa dan guru mengalami gejala mual, muntah, diare, nyeri perut, lemas, serta pusing pada Kamis, 02 Oktober 2025, dengan masa inkubasi sekitar 4–7 jam.
Hingga saat ini, jumlah penderita sementara mencapai 117 orang, terdiri dari pasien rawat jalan maupun rawat inap di puskesmas dan rumah sakit. Lokasi kejadian juga meluas, tidak hanya di SMP Negeri 8 Purworejo (dengan jumlah kasus terbanyak), tetapi juga ditemukan di SMA Negeri 3 Purworejo dan SD Negeri Purwodadi.
Para pasien telah mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Bubutan, Puskesmas Bragolan, dan Puskesmas Ngombol, serta sebagian dirujuk ke RSUD dr. Tjitrowardojo dan RSUD RAA Tjokronegoro.
Dari hasil investigasi awal, dugaan sementara penyebab kasus berasal dari menu Makan Bersama Gizi (MBG) yang dikonsumsi pada hari Kamis, 02 Oktober 2025.
Untuk mencegah meluasnya dampak, TGC Dinkesda Purworejo bersama lintas sektor telah melakukan langkah cepat berupa:
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM, menyampaikan bahwa kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan keamanan pangan di lingkungan sekolah. Kami terus berkoordinasi dengan pihak sekolah dan penyedia makanan agar kejadian serupa tidak terulang. Keamanan pangan harus dijaga dari bahan baku hingga makanan siap saji. Masyarakat juga diimbau waspada terhadap makanan yang tampak, berbau, atau berasa tidak normal, ujar dr. Sudarmi.
Dinas Kesehatan juga mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan, terutama yang diperoleh dari luar rumah. Periksa tampilan, bau, dan rasa makanan sebelum dikonsumsi.
Bagi penyedia makanan, agar selalu memperhatikan aspek keamanan pangan, mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, proses pengolahan, penggunaan air bersih, kebersihan peralatan, hingga batas waktu layak konsumsi.
Apabila mengalami gejala seperti mual, muntah, atau diare setelah makan, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan cepat dan tepat.(MI)
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Pemenuhan Persyaratan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bersama lintas sektor pada Jumat, 3 Oktober 2025 yang berlangsung di Ruangan Arahiwang Setda Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini dihadiri oleh Koordinator Wilayah SPPI serta seluruh SPPI se-Kabupaten Purworejo, dengan tujuan mempercepat pemenuhan standar higiene dan sanitasi bagi sarana pelayanan pangan di wilayah Purworejo.
Paparan pertama disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Purworejo, Bapak Gathot Suprapto, SH, yang menjelaskan mekanisme penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) melalui Sistem OSS RBA, termasuk langkah-langkah teknis dan administrasi yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha agar proses berjalan efektif.
Selanjutnya, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkesda Purworejo, dr. Budi Susanti, M.Sc, memaparkan strategi percepatan penerbitan SLHS di Kabupaten Purworejo. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara Dinas Kesehatan, SPPI, dan pelaku usaha dalam memastikan sarana pengolahan pangan memenuhi persyaratan laik higiene dan sanitasi sesuai ketentuan yang berlaku.
Kegiatan juga mendapat perhatian dan dukungan dari Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo, yang menyampaikan arahan untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya peningkatan mutu pangan dan perlindungan kesehatan masyarakat.
Rapat ditutup dengan diskusi dan sesi tanya jawab yang interaktif, membahas berbagai kendala teknis di lapangan serta solusi percepatan penerbitan SLHS melalui sistem OSS RBA.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berharap terwujud kesepahaman dan komitmen bersama antarinstansi dalam memastikan seluruh sarana pelayanan pangan di Purworejo memenuhi standar laik higiene dan sanitasi, guna mendukung masyarakat yang sehat, aman, dan produktif.(MI)
Purworejo — Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan Pertemuan Finalisasi Penyusunan SOP Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Jumat, 3 Oktober 2025, bertempat di Aula 2B Dinkesda Purworejo. Kegiatan ini diikuti oleh lima puskesmas binaan Panti Rehabilitasi YAKKUM dan dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan, yaitu Sekretaris Dinkesda Purworejo serta programer penyakit tidak menular yang turut memberikan arahan dan dukungan terhadap penyusunan dokumen SOP.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Workshop Nasional Penanganan Kegawatdaruratan Psikiatri dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat bagi Tenaga Kesehatan yang sebelumnya dilaksanakan di EKTP. Melalui kerja sama dengan Panti Rehabilitasi YAKKUM, kegiatan ini difokuskan untuk melakukan penyelarasan dan finalisasi terhadap 12 Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan kesehatan jiwa agar siap diterapkan di puskesmas.
Penyusunan SOP tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat sistem layanan kesehatan jiwa di tingkat primer. Dengan adanya pedoman yang terstandar, tenaga kesehatan memiliki acuan yang jelas dalam memberikan layanan—baik untuk penanganan kegawatdaruratan psikiatri maupun rehabilitasi berbasis masyarakat.
Diharapkan hasil finalisasi ini dapat memperkuat upaya Kabupaten Purworejo dalam menyediakan layanan kesehatan jiwa yang komprehensif, berkesinambungan, dan berorientasi pada pemulihan pasien di tingkat pelayanan dasar.(MI)
Purworejo- Rabu, 1 Oktober 2025, seluruh karyawan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo bersama jajaran Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman kantor Kesbangpol. Upacara berlangsung khidmat dengan penuh semangat kebangsaan dan diikuti seluruh pegawai dari kedua institusi.
Bertindak sebagai inspektur upacara Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM, menyampaikan bahwa tema peringatan tahun ini yaitu Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya, menjadi pengingat penting bagi seluruh aparatur pemerintah untuk menjaga persatuan dan menguatkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Menurut beliau, Pancasila bukan hanya simbol, melainkan harus dihidupi dalam sikap, keputusan, dan pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan bersama dua dinas ini tidak hanya menjadi momentum penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa, tetapi juga memperkokoh sinergi antarsektor dalam menjaga keutuhan dan ketahanan nasional. Melalui upacara ini, seluruh peserta diingatkan kembali bahwa Pancasila adalah perekat yang menyatukan keberagaman menuju cita-cita Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat.(MI)
Purworejo, 30 September 2025 –Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan kegiatan Penyuluhan Keamanan Pangan Siap Saji bagi penanggung jawab dan pengelola kantin sekolah. Acara berlangsung di Aula 2-A Dinas Kesehatan, Jl. Mayjen Sutoyo No. 17 Purworejo.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pangan jajanan anak sekolah dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian menunjukkan hampir seluruh anak sekolah memiliki kebiasaan membeli jajanan setiap hari, sehingga keberadaan kantin memiliki peran strategis dalam menjaga kesehatan siswa. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2024, kantin sekolah dituntut untuk menerapkan prinsip keamanan pangan dan hygiene sanitasi yang baik agar dapat menyajikan makanan yang aman, sehat, dan bermutu.
Penyuluhan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah yang diwakili oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan, Ernaningsih, SSiT., MKes. Kegiatan diikuti oleh 39 peserta yang merupakan penanggung jawab dan pengelola kantin sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Purworejo.
Materi penyuluhan disampaikan oleh narasumber dari Balai Besar POM Semarang dan Sanitarian Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo. Para peserta mendapatkan pengetahuan tentang keamanan pangan, mutu bahan pangan, cara produksi pangan yang baik, persyaratan label dan iklan pangan, serta praktik hygienesanitasi dalam pengelolaan kantin sekolah.
Suasana diskusi berlangsung aktif. Salah satu pertanyaan menarik datang dari Ibu M.A. Dewiyanti dari SMP Pius Bakti Utama mengenai lama penyimpanan ikan di dalam kulkas. Narasumber menjelaskan bahwa daging dapat bertahan hingga enam bulan apabila kondisi kulkas tetap baik dan metode penyimpanan dilakukan dengan benar.
Acara ditutup dengan pesan agar para pengelola kantin sekolah dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dalam pengelolaan kantin sehari-hari. Harapannya, penyuluhan ini mampu mendorong terwujudnya kantin sehat di sekolah-sekolah Kabupaten Purworejo sehingga anak-anak dapat menikmati jajanan yang aman, sehat, dan berkualitas.(MI)
PURWOREJO – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo pada Senin, 29 September 2025 menerima laporan adanya kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) dari wilayah kerja Puskesmas Semawung Daleman. Pasien yang meninggal dunia berdomisili di Desa Purwosari, Kecamatan Kutoarjo, setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Laporan tersebut segera ditindaklanjuti dengan melakukan konfirmasi ke rumah sakit, dan dipastikan benar bahwa pasien meninggal akibat DBD. Menyusul laporan itu, pada Selasa, 30 September 2025, Tim Gerak Cepat (TGC) Dinkesda bersama tenaga kesehatan Puskesmas Semawung Daleman turun langsung ke Desa Purwosari untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE).
Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa pasien mulai mengalami demam, sakit kepala, mual, dan muntah sejak satu minggu sebelum dirawat. Pasien sempat berobat ke bidan dan dokter praktik setempat, namun kondisi tidak kunjung membaik. Atas saran dokter praktik, pasien akhirnya dirawat di rumah sakit sejak tanggal 24 September 2025. Setelah tiga hari perawatan, kondisi semakin memburuk dan pasien meninggal dunia pada 27 September 2025. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
Hasil survei lingkungan menemukan adanya jentik nyamuk Aedes aegypti di rumah pasien, meskipun di lingkungan sekitar rumah tidak ditemukan jentik. Sementara itu, keluarga maupun tetangga pasien tidak ada yang mengalami gejala mirip DBD.
Sebagai langkah tindak lanjut, Puskesmas Semawung Daleman bersama Dinas Kesehatan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan DBD, mengoordinasikan pelaksanaan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M Plus secara rutin minimal satu minggu sekali bersama pemerintah desa, serta memperketat Pemantauan Jentik Berkala (PJB) di lokasi kasus. Selain itu, pemantauan penambahan kasus terus dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Dinas Kesehatan mengingatkan masyarakat bahwa pencegahan utama DBD bukan melalui fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Upaya yang paling efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, serta melakukan berbagai langkah tambahan seperti penggunaan kelambu, repellent, hingga menjaga kebersihan lingkungan.
Masyarakat diajak untuk lebih waspada dan aktif melaksanakan PSN 3M Plus secara rutin, sekaligus melakukan pemantauan jentik di rumah masing-masing. Dengan langkah bersama, penyebaran DBD dapat dicegah dan kesehatan masyarakat tetap terjaga.(MI)
Purworejo, Senin 29 September 2025 – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kesiapan Kabupaten Purworejo Menuju Eliminasi Malaria. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dan dipusatkan di Command Center Dinas Kominfo Kabupaten Purworejo, dengan melibatkan unsur pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta lintas sektor terkait.
Acara dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Jawa Tengah, Bapak Iwanuddin Iskandar, SH, M.Hum. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa eliminasi malaria bukan hanya target kesehatan, melainkan juga bagian dari pembangunan berkelanjutan daerah yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Jalannya kegiatan dipandu oleh dr. Zanuar Abidin, Subkoordinator P2 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Beberapa materi utama yang disampaikan meliputi:
Analisis Situasi Malaria Kabupaten Purworejo oleh PJ. Sekda Kabupaten Purworejo, dr. Tolkha Amaruddin, Sp.THT.
Beliau memaparkan kondisi epidemiologi malaria, hasil surveilans migrasi, kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dalam tata laksana kasus, serta capaian Purworejo dalam mempertahankan status bebas malaria.
Persiapan Eliminasi Malaria Kabupaten Purworejo oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Sudarmi, MM. Disampaikan berbagai strategi yang sedang dijalankan, antara lain peningkatan kewaspadaan dini di wilayah perbatasan, keterlibatan aktif masyarakat dalam surveilans, penguatan pengamatan vektor dan pemetaan daerah rawan, serta integrasi eliminasi malaria dalam RPJMD dan dukungan anggaran daerah.
Monitoring dan Evaluasi E-Sismal oleh Kementerian Kesehatan RI. Paparan ini menekankan pentingnya konsistensi pelaporan kasus malaria melalui aplikasi E-Sismal, yang menjadi dasar pemantauan nasional terhadap keberlangsungan eliminasi malaria di daerah.
Selanjutnya, Dr. Ferdinand Laihad selaku Komli Malaria menyampaikan arahan strategis, menekankan bahwa komitmen eliminasi malaria memerlukan kesinambungan lintas sektor yaitu pemerintah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang membahas kendala di lapangan, mulai dari ketersediaan SDM, penguatan surveilans migrasi, hingga strategi pemeliharaan eliminasi malaria di daerah reseptif.
Sebagai penutup, Ibu Tri Dewi K, SKM, M.Kes (Epid), PJ Program Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, menyampaikan Rencana Tindak Lanjut (RTL) berupa Peningkatan pengawasan migrasi penduduk di wilayah perbatasan, Penguatan tata laksana kasus malaria sesuai standar,Pemetaan daerah rawan secara berkala dan Penyusunan kebijakan daerah untuk mendukung keberlanjutan eliminasi malaria.
Dengan adanya kegiatan ini, Kabupaten Purworejo menunjukkan keseriusan dalam mempertahankan status bebas malaria, sekaligus mendukung target Provinsi Jawa Tengah menuju daerah eliminasi malaria yang berkelanjutan.(MI)
Purworejo – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berpartisipasi dalam Agro Fest 2025 dengan membuka booth pelayanan kesehatan pada 26–27 September 2025. Booth ini menghadirkan layanan kesehatan promotif dan preventif yang dapat diakses masyarakat secara gratis.
Melalui Pelayanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dilayani oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Mranti dan Puskesmas Banyuurip, masyarakat dapat mengikuti:
Selain itu, Dinas Kesehatan juga menghadirkan Klinik Upaya Berhenti Merokok (UBM) yang memberikan layanan:
Antusiasme masyarakat terlihat sejak hari pertama pelaksanaan, yaitu 26 September 2025. Tercatat sekitar 80 orang memanfaatkan layanan CKG, sementara 5 orang berkonsultasi di Klinik UBM. Angka ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan dasar cukup tinggi, sekaligus adanya minat nyata dari perokok aktif untuk mencari bantuan profesional dalam upaya berhenti merokok.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyampaikan apresiasinya. Kami berharap layanan ini menjadi awal bagi masyarakat untuk lebih peduli kesehatan. Memeriksakan kondisi tubuh sejak dini dan berani berhenti merokok adalah langkah penting demi keluarga dan Purworejo yang lebih sehat, ungkapnya.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, Dinas Kesehatan menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan program promotif dan preventif di berbagai kesempatan, agar derajat kesehatan masyarakat Purworejo semakin meningkat.(MI)
PURWOREJO – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo terus berkomitmen meningkatkan kapasitas kader posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada Kamis, 25 September 2025, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Purworejo dan Puskesmas Gebang menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan Kader Posyandu berbasis Learning Management System (LMS).
Kegiatan ini diikuti oleh 60 kader posyandu, terdiri atas 30 kader dari Puskesmas Purworejo dan 30 kader dari Puskesmas Gebang. Turut hadir Kepala Puskesmas Purworejo dan Kepala Puskesmas Gebang, dengan menghadirkan narasumber dari Bapelkes Provinsi Jawa Tengah Kampus Gombong.
Pelatihan dirancang untuk membekali kader dengan 25 kompetensi utama kader posyandu, mulai dari deteksi dini masalah kesehatan ibu dan anak, pemantauan gizi balita, pencatatan dan pelaporan, hingga komunikasi kesehatan masyarakat. Kompetensi tersebut menjadi bagian penting dalam mendukung pencapaian 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
Narasumber dari Bapelkes Jateng Kampus Gombong menegaskan, Kader posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan LMS, kader dapat belajar lebih fleksibel namun tetap terarah sehingga hasilnya bisa langsung diterapkan di posyandu.
Sebagai tindak lanjut, kader akan mendapatkan pendampingan rutin dari puskesmas, pemantauan kinerja melalui sistem informasi kesehatan, serta evaluasi berkala untuk memastikan kompetensi yang diperoleh benar-benar diterapkan. Dengan langkah ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berharap kualitas pelayanan posyandu semakin meningkat dan mampu berkontribusi nyata dalam pencapaian target pembangunan kesehatan daerah.(MI)
PURWOREJO – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo terus berkomitmen meningkatkan kapasitas kader posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada Kamis, 25 September 2025, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Purworejo dan Puskesmas Gebang menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan Kader Posyandu berbasis Learning Management System (LMS).
Kegiatan ini diikuti oleh 60 kader posyandu, terdiri atas 30 kader dari Puskesmas Purworejo dan 30 kader dari Puskesmas Gebang. Turut hadir Kepala Puskesmas Purworejo dan Kepala Puskesmas Gebang, dengan menghadirkan narasumber dari Bapelkes Provinsi Jawa Tengah Kampus Gombong.
Pelatihan dirancang untuk membekali kader dengan 25 kompetensi utama kader posyandu, mulai dari deteksi dini masalah kesehatan ibu dan anak, pemantauan gizi balita, pencatatan dan pelaporan, hingga komunikasi kesehatan masyarakat. Kompetensi tersebut menjadi bagian penting dalam mendukung pencapaian 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
Narasumber dari Bapelkes Jateng Kampus Gombong menegaskan, Kader posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan LMS, kader dapat belajar lebih fleksibel namun tetap terarah sehingga hasilnya bisa langsung diterapkan di posyandu.
Sebagai tindak lanjut, kader akan mendapatkan pendampingan rutin dari puskesmas, pemantauan kinerja melalui sistem informasi kesehatan, serta evaluasi berkala untuk memastikan kompetensi yang diperoleh benar-benar diterapkan. Dengan langkah ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berharap kualitas pelayanan posyandu semakin meningkat dan mampu berkontribusi nyata dalam pencapaian target pembangunan kesehatan daerah.(MI)
Yogyakarta, Senin 22 September 2025 – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui Program Kesehatan Jiwa mengikuti Workshop Nasional Penanganan Kegawatdaruratan Psikiatri dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang berlangsung di Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 27 programmer kesehatan jiwa puskesmas dengan tujuan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menghadapi kegawatdaruratan psikiatri, memahami kebijakan nasional, serta mengoptimalkan pendekatan rehabilitasi berbasis masyarakat.
Materi Workshop oleh :
1. Kegawatdaruratan Psikiatri – dr. Jayus Inastiawan, Sp.KJ., M.Sc (RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten) Peserta diajak memahami tahapan klinis mulai dari agitasi, transisi, hingga agresi, serta intervensi yang tepat. Evaluasi pasien harus cepat dan akurat melalui diagnosis awal, identifikasi faktor pencetus, serta memulai terapi atau rujukan. Target keberhasilan terapi bukan hanya hilangnya gejala klinis, melainkan pemulihan fungsi sosial dan peran pasien. Peserta dibagi tiga kelompok untuk mengidentifikasi kasus kegawatdaruratan psikiatri.
2. Kebijakan Nasional Kesehatan Jiwa – dr. Sudarmi, MM (Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo) Kesehatan jiwa merupakan beban penyakit utama pada semua siklus hidup dan termasuk 10 besar penyakit berdasarkan siklus kehidupan.
Intervensi pencegahan dilakukan sejak dini melalui:
3. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) – Ns. Wahyu Reknoningsih, M.Kep, Sp.Kep.J (RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten)
TAK menekankan pentingnya kelompok sebagai sarana terapi untuk mencegah kekambuhan ODGJ akibat drop out obat dan kurangnya sistem dukungan. Proses TAK terdiri dari fase persiapan, orientasi, kerja, dan terminasi. Metode yang digunakan meliputi dinamika kelompok, diskusi, roleplay, simulasi, permainan, hingga orientasi realita bagi pasien dengan halusinasi.
Melalui workshop ini, tenaga kesehatan di puskesmas diharapkan mampu menangani kasus kegawatdaruratan psikiatri dengan cepat dan tepat, memahami kebijakan nasional serta peran pemerintah daerah dalam layanan kesehatan jiwa dan mengembangkan terapi aktivitas kelompok sebagai strategi rehabilitasi berbasis masyarakat.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat layanan kesehatan jiwa di tingkat pertama sekaligus mendukung upaya pemerintah menuju eliminasi pasung dan peningkatan kualitas hidup ODGJ.(MI)
Purworejo, Jumat 19 September 2025 – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo bersama Puskesmas Mranti menyelenggarakan kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Cek Kebugaran bagi karyawan-karyawati DPPAPMD serta TP PKK Kabupaten Purworejo. Kegiatan berlangsung di Alun-alun Purworejo dan Aula DPPAPMD Kabupaten Purworejo mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi :
1. Cek Kesehatan Gratis, berupa skrining faktor risiko penyakit tidak menular (seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas). Pemeriksaan ini penting sebagai upaya deteksi dini, pencegahan, dan pengendalian risiko penyakit.
2. Tes Kebugaran 1600 meter, untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani dan daya tahan tubuh peserta.
Kegiatan ini diikuti oleh pegawai DPPAPMD dan anggota TP PKK Kabupaten Purworejo. Melalui pelaksanaan cek kesehatan dan kebugaran, peserta diharapkan semakin memahami kondisi kesehatannya serta termotivasi menjaga pola hidup sehat.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo, dr. Nur Salim, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu bentuk implementasi upaya promotif dan preventif. Dengan skrining kesehatan dan tes kebugaran, peserta dapat mengetahui kondisi kesehatannya sejak dini. Harapannya, mereka dapat lebih peduli terhadap gaya hidup sehat sehingga produktivitas kerja maupun peran di masyarakat tetap optimal, ungkapnya.
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berkomitmen terus memperkuat program kesehatan masyarakat melalui kemitraan lintas sektor, guna mewujudkan masyarakat Purworejo yang sehat, bugar, dan produktif.(MI)
PURWOREJO – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo bersama Puskesmas Winong menyelenggarakan kegiatan Pembinaan dan Pemeriksaan Awal Calon Jamaah Haji Tahun 2026 pada Kamis, 18 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pembinaan kesehatan haji yang bertujuan memastikan kesiapan fisik dan mental jamaah sejak dini. Pemeriksaan awal penting dilakukan untuk mendeteksi risiko kesehatan dan menyiapkan rencana tindak lanjut agar jamaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan kondisi prima.
Penyampaian materi kesehatan haji oleh dokter penanggung jawab program dan pengelola program haji Puskesmas Winong, meliputi prosedur pemeriksaan, pentingnya deteksi dini penyakit, serta pola hidup sehat menjelang keberangkatan. Dialog interaktif dan tanya jawab bersama tim Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo dan Puskesmas, guna memberikan kejelasan terkait teknis pemeriksaan, alur pembinaan, dan layanan kesehatan yang tersedia.
Pelaksanaan pemeriksaan awal kesehatan calon jamaah haji 2026, meliputi pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, serta faktor risiko yang memerlukan pemantauan lebih lanjut. Sejumlah calon jamaah haji telah mengikuti pemeriksaan kesehatan tahap pertama. Mayoritas jamaah berada dalam kondisi sehat dan layak mengikuti tahapan pembinaan selanjutnya. Beberapa jamaah dengan faktor risiko, seperti hipertensi dan diabetes, akan mendapat pembinaan khusus serta pemantauan berkala di Puskesmas.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyampaikan bahwa pembinaan kesehatan haji merupakan upaya penting untuk melindungi jamaah sejak awal. Melalui pemeriksaan awal ini, kami dapat memetakan kondisi kesehatan jamaah secara lebih jelas. Dinas Kesehatan berkomitmen mendampingi jamaah melalui pemantauan rutin dan pembinaan, sehingga pada saat keberangkatan nanti seluruh jamaah dalam kondisi sehat dan siap menunaikan ibadah, ujar Kabid P2.
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berkomitmen memberikan pendampingan menyeluruh melalui pemantauan kesehatan rutin, pembinaan, hingga rujukan bila diperlukan. Dengan persiapan sejak awal, diharapkan seluruh calon jamaah haji 2026 dapat menunaikan ibadah dengan lancar, sehat, dan selamat.(MI)
PURWOREJO – Pada Selasa, 16 September 2025, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) bekerja sama dengan Rutan Kelas II B Purworejo melaksanakan kegiatan Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis (TBC).Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya deteksi dini TBC pada kelompok dengan risiko tinggi, khususnya warga binaan pemasyarakatan yang hidup dalam lingkungan padat dan tertutup sehingga lebih rentan terhadap penularan penyakit menular.
Seluruh warga binaan mengikuti pemeriksaan rontgen dada (radiografi toraks). Bagi yang hasilnya menunjukkan indikasi dicurigai TBC, dilakukan tindak lanjut berupa pengambilan spesimen dahak untuk diperiksa di laboratorium. Selain itu, warga binaan dengan risiko tinggi juga diberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT) untuk mencegah berkembangnya penyakit.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular dalam keterangannya menyampaikan Kegiatan Active Case Finding ini sangat penting, karena dengan deteksi dini kita bisa menemukan kasus TBC yang tersembunyi, memastikan pengobatan segera dimulai, dan mencegah penularan lebih luas. Ini adalah langkah nyata menuju target eliminasi TBC tahun 2030, jelasnya.
Sementara itu, Kepala Rutan Kelas II B Purworejo menambahkan bahwa Kami menyambut baik kerja sama ini. Lingkungan rutan memang memiliki risiko lebih tinggi untuk penularan penyakit menular. Dengan adanya pemeriksaan seperti ini, warga binaan bisa lebih terlindungi, dan kami bisa memastikan hak mereka untuk mendapatkan layanan kesehatan terpenuhi, ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan penularan TBC di lingkungan rutan dapat ditekan, pasien TBC dapat segera diobati sampai sembuh, serta warga binaan lainnya tetap sehat. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo mengajak seluruh masyarakat untuk bersama mendukung gerakan -Ayo TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh TBC)- demi terwujudnya Purworejo dan Indonesia bebas TBC.(MI)
Purworejo– Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui tim kesehatan lingkungan melakukan pemeriksaan kualitas air di Dusun Kalitapen, Desa Brunorejo, Kecamatan Bruno pada Senin, 15 September 2025. Pemeriksaan ini merupakan bagian dari pemantauan rutin untuk memastikan air yang digunakan masyarakat sesuai dengan standar kesehatan.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kualitas air dari sumber yang diperiksa tidak memenuhi syarat pada parameter mikrobiologi, sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Kondisi ini mengindikasikan adanya risiko pencemaran bakteri yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat, terutama penyakit berbasis lingkungan seperti diare, tifus, dan penyakit infeksi saluran pencernaan lainnya.
Menindaklanjuti hasil tersebut, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo akan:
Pemeriksaan kualitas air ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap faktor lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berkomitmen terus melakukan pemantauan dan intervensi agar masyarakat mendapatkan akses air bersih yang sehat dan layak konsumsi.(MI)
PURWOREJO – Senin, 15 September 2025. Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Purworejo melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Dapur MBG yang berlokasi di Kecamatan Bruno. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendampingan teknis sekaligus pengawasan untuk memastikan dapur MBG siap menyajikan makanan sehat dan aman bagi penerima manfaat.
Dalam monev, tim Dinkesda menilai beberapa aspek utama yaitu Kesiapan sarana dan prasarana dapur, meliputi kelayakan bangunan, peralatan masak, dan alur distribusi makanan serta kapasitas SDM pelaksana, termasuk keterampilan setelah mengikuti pelatihan pengolahan makanan bergizi dan aman. Yang terpenting juga aspek kesehatan dan higienitas, baik kondisi kesehatan petugas dapur, kebersihan lingkungan, maupun kualitas air yang digunakan.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa dapur MBG Bruno telah melakukan perbaikan sesuai rekomendasi pelatihan, terutama dalam standar kebersihan dan pengolahan makanan. Meski demikian, tim Dinkesda tetap mendorong peningkatan berkelanjutan agar mutu layanan makanan terjaga.
Kepala Dinkesda Purworejo menegaskan bahwa program MBG bukan hanya soal penyediaan makanan, tetapi juga upaya menciptakan pola hidup sehat, mendukung tumbuh kembang anak, serta menumbuhkan kemandirian dapur komunitas di tingkat lokal. Dengan adanya monitoring rutin, diharapkan dapur MBG di seluruh kecamatan dapat berjalan optimal, higienis, dan konsisten dalam menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat.(MI)
PURWOREJO – Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Purworejo turut hadir dalam audiensi Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Provinsi Jawa Tengah dengan Pokja PKP Kabupaten Purworejo yang berlangsung di Ruang Bagelen, Kantor Bupati Purworejo, pada Jumat (12/9/2025).
Audiensi tersebut dipimpin oleh Wakil Bupati Purworejo, Dion Agasi Setiabudi, SI.Kom., MSi., yang menegaskan pentingnya penanganan masalah sampah dan sanitasi sebagai isu mendesak yang berdampak luas terhadap kualitas hidup masyarakat.
Sebagai bagian dari anggota Pokja PKP Kabupaten Purworejo, Dinkesda berperan menyoroti aspek kesehatan dalam pengelolaan sampah dan sanitasi. Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menjadi media berkembangbiaknya vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, dan tikus yang berpotensi menularkan penyakit menular, di antaranya diare, demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis, hingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Permasalahan sampah tidak bisa dipandang hanya sebagai isu lingkungan. Sampah yang tidak dipilah dan tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak serius bagi kesehatan masyarakat. Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa menekan risiko penyakit menular sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat, terang perwakilan Dinkesda Purworejo.
Selain menekankan aspek medis, Dinkesda juga mendorong penguatan perilaku masyarakat melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kedua program tersebut menjadi kunci dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah tangga, menjaga sanitasi lingkungan, dan mengurangi risiko penyebaran penyakit.
Dalam forum tersebut juga dipaparkan kondisi pengelolaan sampah di Kabupaten Purworejo, di mana dari total timbulan sampah sebesar 117.937 ton per tahun, baru sekitar 58 ribu ton yang dapat terkelola. Selain keterbatasan fasilitas TPS3R, TPA Jetis Loano saat ini sudah overload, sehingga menambah tantangan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Melalui sinergi lintas sektor ini, Dinkesda Purworejo menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program intervensi penanganan sampah dan sanitasi. Upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat pencegahan penyakit menular berbasis lingkungan, serta menciptakan Purworejo yang bersih, sehat, dan berdaya saing.(MI)
Purworejo- Kamis, 11 September 2025 – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui Bidang Kesehatan Masyarakat bersama tim Gizi puskesmas melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Winonglor.
Desa Winonglor dipilih sebagai lokasi monev karena menjadi salah satu Dapur MBG yang melayani penyediaan menu bergizi seimbang bagi siswa sekolah. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program pemerintah pusat dalam meningkatkan status gizi anak sekolah, menurunkan risiko stunting, serta membiasakan pola makan sehat sejak usia dini.
Dalam kesempatan ini, tim Dinkesda meninjau langsung proses penyediaan makanan, memastikan standar kebersihan dapur, kualitas bahan pangan, serta kesesuaian menu dengan pedoman gizi seimbang. Selain itu, juga dilakukan pembinaan teknis kepada pengelola dapur dan tenaga kesehatan terkait pengawasan kualitas makanan bergizi.
Dinkesda berharap dengan adanya dapur MBG di Winonglor, manfaat program dapat dirasakan secara nyata oleh peserta didik, sehingga mendukung generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing.(M
PURWOREJO – Kamis, 11 September 2025.Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan pertemuan kursus higiene sanitasi/penyuluhan keamanan pangan siap saji bagi pengelola dan penjamah Depot Air Minum (DAM) yang berlangsung di Aula 2A Dinkesda. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan dan perlindungan kesehatan masyarakat melalui penyediaan air minum yang aman, sehat, dan memenuhi standar.
Dalam kegiatan ini, peserta yang berasal dari pengelola, operator, serta penjamah Depot Air Minum mendapatkan pembekalan pengetahuan dan keterampilan mengenai higiene sanitasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta mampu menerapkan standar keamanan pangan, menjaga kualitas air minum yang diproduksi, serta memenuhi persyaratan dalam memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberadaan lebih dari 200 Depot Air Minum di wilayah Kabupaten Purworejo membutuhkan pengawasan dan pembinaan berkelanjutan. Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga meningkatkan tanggung jawab pengelola dalam menyediakan air minum yang sehat dan aman bagi masyarakat.
Narasumber dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo serta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta turut hadir memberikan materi terkait standar kualitas air minum, prinsip higiene sanitasi, serta tata laksana pengawasan kualitas.
Melalui kegiatan ini, peserta akan mendapatkan sertifikat pelatihan sebagai salah satu syarat administratif penerbitan SLHS. Dengan demikian, selain meningkatkan kualitas usaha, pelatihan ini juga menjadi bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam melindungi masyarakat dari risiko penyakit akibat air minum yang tidak memenuhi standar kesehatan.(MI)
PURWOREJO — Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan kegiatan On the Job Training (OJT) penambahan fasilitas kesehatan layanan PDP (Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan) serta sosialisasi program penanggulangan AIDS, TBC, dan Malaria (ATM). Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 10 hingga 11 September 2025, bertempat di RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo.
Kegiatan dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Mars Purworejo, dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan acara oleh Direktur RSUD dr. Tjitrowardojo, dr. Tolkha Amarrudin, Sp.THT, M.Kes. Dalam kesempatan tersebut, beliau menegaskan pentingnya peningkatan kualitas layanan PDP di fasilitas kesehatan, mengingat tantangan penanggulangan HIV, TBC, dan malaria membutuhkan dukungan lintas sektor dan sinergi yang kuat.
Peserta kegiatan berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Kabupaten Purworejo, yang diharapkan mampu memperkuat kapasitas layanan PDP di unit masing-masing.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan antara lain:
Melalui kegiatan ini, diharapkan tenaga kesehatan di fasilitas layanan semakin terampil dalam memberikan perawatan, dukungan, dan pengobatan bagi pasien PDP. Selain itu, kegiatan juga menjadi sarana memperkuat koordinasi antar pemangku kepentingan dalam upaya menekan angka kasus HIV, TBC, dan malaria di Kabupaten Purworejo.
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berkomitmen untuk terus memperluas cakupan layanan, meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, dan memastikan keberlanjutan program ATM dalam rangka mewujudkan masyarakat Purworejo yang sehat dan produktif.(MI)
Purworejo- Rabu, 10 September 2025 – Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo kembali melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di Pondok Pesantren Krandegan, Kecamatan Bayan. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari laporan kasus suspek campak yang sebelumnya muncul di wilayah Purworejo.
Riwayat Kejadian yang di peroleh dari hasil PE yaitu pada hari minggu, 07 September 2025 terdapat empat anak dengan gejala suspek campak (demam, sakit kepala, mual, batuk, dan ruam) dirawat di Klinik PKU Muhammadiyah Kutoarjo. Kemudian pada senin, 08 September 2025 dari TGC Dinkesda melakukan PE di Klinik PKU Muhammadiyah Kutoarjo dengan temuan antara lain 3 (tiga) anak merupakan santri Ponpes Krandegan, Bayan dan Dua anak terkonfirmasi positif Demam Dengue (DD). Ketiganya adalah teman sekelas dan pernah mengikuti kegiatan kemah di Heroes Park sehingga ada hubungan epidemiologi kasus dan ketiga anak tidak memiliki riwayat imunisasi campak. Saat ini spesimen klinis campak sudah diambil untuk pemeriksaan laboratorium rujukan.
Dari hasil PE Rabu, 10 September 2025 di Ponpes Krandegan di dapatkan keterangan bahwa pada awal kegiatan belajar mengajar pasca libur panjang, beberapa santri sempat mengalami demam, batuk, dan ruam, namun saat ini sudah sembuh, kemudian tidak ditemukan jentik nyamuk di lingkungan pondok pesantren. dan hingga pemeriksaan dilakukan, tidak ada penambahan kasus baru.
Campak merupakan penyakit menular akibat infeksi virus. Gejalanya antara lain demam, batuk, pilek, mata merah, serta muncul ruam pada kulit. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi campak lengkap sesuai jadwal Kementerian Kesehatan.
Rekomendasi TGC Dinas Kesehatan :
Dengan adanya langkah cepat ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menjaga kebersihan lingkungan, dan memperkuat cakupan imunisasi agar kejadian serupa dapat dicegah.(MI)
PURWOREJO – Selasa, 9 September 2025. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melaksanakan rapat Evaluasi Penyelenggaraan Haji Tahun 2025 sekaligus membahas persiapan pemeriksaan kesehatan calon jamaah haji tahun 2026. Kegiatan berlangsung di Aula 2A Dinas Kesehatan dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo.
Rapat ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Purworejo serta penanggung jawab program haji dari seluruh puskesmas. Evaluasi dilakukan untuk meninjau pelaksanaan pelayanan kesehatan haji tahun 2025, termasuk proses pemeriksaan kesehatan tahap pertama dan kedua yang dilaksanakan di puskesmas serta rumah sakit.
Dalam arahannya, Kepala Dinas Kesehatan menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor antara Dinas Kesehatan, Kementerian Agama, puskesmas, dan rumah sakit agar pelayanan kesehatan calon jamaah haji berjalan optimal. Evaluasi ini menjadi pijakan bagi kita untuk memperbaiki penyelenggaraan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan haji di tahun berikutnya, ujarnya.
Pada tahun 2026, Kabupaten Purworejo diperkirakan akan memberangkatkan 649 jamaah haji. Sesuai ketentuan, calon jamaah akan menjalani dua kali pemeriksaan kesehatan yaitu di tingkat puskesmas dan rumah sakit, sebelum ditetapkan status istitha’ah kesehatannya.
Melalui pertemuan ini, diharapkan seluruh petugas kesehatan dapat menyiapkan langkah-langkah teknis yang lebih baik, sehingga proses pemeriksaan kesehatan haji tahun 2026 dapat berjalan lancar, akurat, dan sesuai standar pelayanan.(MI)
LOANO, 9 September 2025 – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menghadiri kegiatan Pembahasan Kasus Kematian Perinatal yang diselenggarakan di Aula Puskesmas Loano. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dr. Tri Turnianti Hastuti, Sp.OG., Subsp.KFM dan dr. Nurul Hadi, Sp.A, serta diikuti oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Loano, Puskesmas Bener, dan kader kesehatan Puskesmas Loano.
Dalam forum tersebut, dibahas tiga kasus kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Loano. Analisis kasus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab, keterlambatan deteksi risiko, hingga langkah pencegahan yang dapat diperkuat di tingkat layanan primer.
Dinkesda menekankan pentingnya kolaborasi lintas tenaga kesehatan, kader, serta keluarga dalam menekan angka kematian perinatal. Upaya yang harus diperkuat meliputi:
Skrining pra-kehamilan secara menyeluruh.
Pengelolaan faktor risiko seperti usia ibu >35 tahun, anemia, dan hipertensi.
Edukasi ibu hamil risiko tinggi terkait tanda bahaya kehamilan.
Rujukan tepat waktu kepada spesialis kandungan (SpOG) atau Subspesialis Kedokteran Fetomaternal (Subsp.KFM).
Melalui kehadiran Dinkesda, kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen bersama dalam meningkatkan kewaspadaan, memperkuat sistem rujukan, dan memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Kabupaten Purworejo.(MI)
PURWOREJO – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melaksanakan Rapat Pimpinan (RAPIM) pada Rabu, 10 September 2025 di Aula 2A. Kegiatan dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah (Kadinkesda) dengan menghadirkan narasumber Kepala BKPSDM Kabupaten Purworejo, serta diikuti oleh Kepala Puskesmas dan pejabat fungsional madya.
RAPIM menjadi forum strategis untuk mengevaluasi capaian kinerja kesehatan serta menyusun langkah tindak lanjut lintas bidang. Beberapa agenda utama yang dibahas meliputi:
Perencanaan & Sekretariat: penyusunan Renstra 2026–2029, evaluasi e-presensi ASN, penyiapan PPPK paruh waktu, serta inovasi bidang kesehatan dalam pelayanan publik dan inventarisasi Barang Milik Daerah.
Bidang Kesehatan Masyarakat: pengendalian angka kematian ibu, penguatan layanan kesehatan remaja, penanganan masalah kesehatan lansia, program kesehatan jiwa dan eliminasi pasung, serta capaian gizi masyarakat.
Bidang Pelayanan Kesehatan & SDK: monitoring Indikator Nasional Mutu (INM) seperti kepatuhan cuci tangan dan penggunaan APD, progres renovasi puskesmas, pembangunan labkesda, pengadaan alat kesehatan, distribusi obat, serta peningkatan kapasitas SDM kesehatan.
KBK FKTP (BPJS Kesehatan): capaian kapitas berbasis kinerja puskesmas, indikator angka kontak, angka rujukan, serta optimalisasi Prolanis untuk pasien hipertensi dan diabetes.
Dalam arahannya, Kadinkesda menegaskan pentingnya sinergi lintas program dan unit kerja untuk mempercepat pencapaian target kesehatan daerah. Narasumber Kepala BKPSDM menambahkan bahwa penguatan tata kelola SDM kesehatan, termasuk pengembangan karir ASN, peningkatan disiplin kerja, serta distribusi tenaga kesehatan yang lebih merata, menjadi kunci keberhasilan pelayanan.
Melalui forum RAPIM ini, Dinas Kesehatan berkomitmen memperkuat koordinasi dengan puskesmas serta seluruh pemangku kepentingan guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu, dan berkesinambungan di Kabupaten Purworejo.(MI)
Purworejo, 9 September 2025. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan doa bersama dalam rangka memasuki gedung baru Kantor Instalasi Farmasi pada Selasa, 9 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh jajaran pegawai Instalasi Farmasi dan perwakilan Dinas Kesehatan Daerah, yang diwakili oleh Kabid Yankes dan SDK, Ernaningsih, S.Si.T., M.Kes.
Acara doa bersama berlangsung khidmat sebagai wujud rasa syukur atas tersedianya fasilitas baru yang lebih representatif. Doa dipanjatkan untuk memohon keberkahan, kelancaran, dan keselamatan dalam setiap aktivitas pelayanan di gedung baru tersebut.
Pemanfaatan gedung baru Instalasi Farmasi diharapkan dapat memperkuat sistem pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten Purworejo. Dengan sarana yang lebih memadai, Instalasi Farmasi dituntut mampu meningkatkan efisiensi penyimpanan, distribusi, serta menjamin mutu pelayanan obat kepada seluruh puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Dinas Kesehatan Daerah menyampaikan bahwa pembangunan dan pemanfaatan gedung baru ini merupakan bagian dari upaya reformasi tata kelola logistik kesehatan. Ke depan, Instalasi Farmasi diharapkan dapat berperan lebih optimal dalam mendukung ketersediaan obat yang merata, tepat waktu, dan sesuai standar, sehingga mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Purworejo.(MI)
Purworejo, 9 September 2025 – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menghadiri Rapat Koordinasi Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) Semester I Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Inspektorat Kabupaten Purworejo di Aula Inspektorat.
Rapat koordinasi ini diikuti oleh perwakilan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan tujuan untuk melakukan evaluasi terhadap capaian pelaksanaan PPG Semester I serta mengidentifikasi berbagai kendala yang masih dihadapi OPD. Dari hasil evaluasi yang dipaparkan Inspektorat, masih terdapat sejumlah indikator pengendalian gratifikasi dengan capaian rendah.
Dalam arahannya, Inspektorat menekankan pentingnya komitmen dan integritas seluruh OPD dalam mencegah terjadinya gratifikasi. Upaya penguatan sistem pengendalian internal, transparansi, serta publikasi layanan kepada masyarakat diharapkan dapat memperbaiki capaian PPG pada semester berikutnya.
Melalui forum ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyatakan dukungannya untuk memperkuat implementasi pengendalian gratifikasi di lingkungan kerja, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan nilai capaian PPG Semester II Tahun 2025 dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel.(MI)
Purworejo, 9 September 2025 – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan rapat internal di Aula 1 yang dipimpin oleh Sekretaris Dinas. Rapat ini dihadiri oleh para Kepala Bidang struktural serta pengelola inovasi Dinkesda.
Pertemuan tersebut membahas beberapa agenda penting, antara lain:
1. Penguatan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)
UPG menjadi salah satu instrumen pencegahan praktik gratifikasi di lingkungan Dinas Kesehatan. Melalui forum ini, dibahas langkah-langkah strategis agar budaya kerja yang bersih, transparan, dan akuntabel semakin terjaga.
2. Kematangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Tingkat kematangan organisasi merupakan indikator keberhasilan tata kelola pemerintahan. Evaluasi terhadap capaian ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas organisasi dalam mendukung pencapaian program kesehatan di Kabupaten Purworejo.
3. Pengembangan Inovasi Dinkesda
Beberapa inovasi yang saat ini berjalan terus dikembangkan untuk memperkuat pelayanan kesehatan, di antaranya:
- Sistem Informasi Manajemen Obat (SIMO) Versi 2.0, untuk memastikan distribusi obat lebih transparan dan efisien.
- Sistem Informasi Kesehatan Menuju Interoperabilitas SATUSEHAT (SIMAESTRO) Versin 2.0, sebagai bagian dari integrasi data kesehatan dengan platform nasional.
- Pelayanan Jamkesda, yang sedang dalam tahap akhir penyelesaian dan diharapkan segera memberikan kemudahan akses jaminan kesehatan daerah bagi masyarakat.
Sekretaris Dinas dalam arahannya menyampaikan pentingnya komitmen seluruh jajaran untuk memperkuat tata kelola, menjaga integritas, serta memastikan inovasi yang dikembangkan benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Dengan sinergi dan komitmen bersama, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo terus berupaya meningkatkan mutu layanan kesehatan, sejalan dengan visi mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera.(MI)
Wonosobo – Dalam rangka meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kampus Wonosobo menyelenggarakan Pelatihan Layanan Hepatitis B pada tanggal 8–12 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh Dinkesda dan petugas kesehatan dari berbagai FKTP, dengan tujuan memperkuat layanan Hepatitis B mulai dari tahap skrining, deteksi dini, rujukan, hingga pengobatan secara komprehensif dan bermutu.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, serta menekankan pentingnya peran FKTP dalam perluasan layanan Hepatitis B. FKTP adalah garda terdepan dalam upaya deteksi dan penanganan Hepatitis B. Melalui pelatihan ini, kita berharap tenaga kesehatan semakin terampil dalam memberikan layanan yang komprehensif, bermutu, dan sesuai standar nasional, ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bapelkes Kampus Wonosobo menambahkan bahwa peningkatan kapasitas SDM kesehatan merupakan kunci untuk memperluas layanan Hepatitis B di tingkat primer. FKTP memiliki peran strategis dalam penemuan kasus, pendampingan pasien, hingga memastikan kesinambungan pengobatan, jelasnya.
Pelatihan ini berlangsung selama lima hari dengan kombinasi metode pembelajaran berupa teori, diskusi kelompok, praktik simulasi, hingga studi kasus. Diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di wilayah kerja masing-masing, sehingga angka kesakitan dapat ditekan dan kualitas hidup pasien Hepatitis B semakin meningkat.(MI)
Purworejo – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melaksanakan rapat internal evaluasi kinerja dan capaian indikator program kesehatan pada Senin, 8 September 2025 bertempat di Aula 1 Dinkesda. Rapat dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo dan dihadiri oleh pejabat struktural serta programmer program kesehatan.
Agenda rapat difokuskan pada peninjauan capaian indikator kinerja utama (IKU) dan indikator kinerja program (IKP) sesuai dengan target Rencana Strategis (Renstra) serta dokumen perencanaan daerah tahun 2025. Setiap bidang memaparkan hasil pelaksanaan kegiatan, progres capaian indikator, serta kendala teknis maupun administratif yang ditemui di lapangan.
Kepala Dinas dalam arahannya menegaskan bahwa penguatan manajemen data, sinkronisasi lintas bidang, dan pemanfaatan sistem informasi kesehatan (SIMAESTRO) menjadi kunci dalam menjaga akurasi pelaporan dan percepatan capaian indikator. Selain itu, rapat juga menjadi forum untuk merumuskan langkah strategis dalam mengoptimalkan program prioritas, seperti penurunan stunting, peningkatan cakupan imunisasi, percepatan eliminasi tuberkulosis, serta penguatan layanan kesehatan primer.
Melalui forum evaluasi ini, Dinas Kesehatan berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan berkelanjutan agar target indikator kinerja dapat tercapai sesuai harapan, sekaligus memastikan bahwa setiap program benar-benar memberi dampak nyata terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Purworejo.(MI)
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kabupaten Purworejo, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo menyelenggarakan Rapat Optimalisasi JKN Tahun 2025 pada Kamis (4/9/2025).
Rapat yang dilaksanakan di Ruang Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo tersebut dipimpin oleh Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Purworejo dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan lintas sektor, antara lain:
Dalam rapat ini dibahas berbagai langkah strategis untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam optimalisasi kepesertaan JKN, peningkatan mutu layanan kesehatan, serta percepatan pencapaian Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Purworejo.
Beberapa fokus pembahasan meliputi Validasi dan pemutakhiran data kepesertaan JKN melalui integrasi data kependudukan dengan data BPJS Kesehatan, Peningkatan akses dan mutu layanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rujukan, Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait hak dan kewajiban peserta JKN dan Penguatan koordinasi lintas sektor untuk mendukung keberlanjutan program JKN.
Melalui forum koordinasi ini, Pemerintah Kabupaten Purworejo berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan BPJS Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan agar masyarakat dapat memperoleh layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan merata.(MI)
PURWOREJO – Tim Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) bersama Satuan Tugas Kawasan Tanpa Rokok (Satgas KTR) melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada KAMIS, 04 SEPTEMBER 2025. Kegiatan dilakukan di tiga puskesmas, yaitu Puskesmas Cangkrep, Puskesmas Purworejo, dan Puskesmas Mranti.
Monev ini merupakan tindak lanjut dari penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kabupaten Purworejo, yang bertujuan memantau sejauh mana kebijakan KTR telah dilaksanakan di fasilitas kesehatan. Tim melakukan peninjauan lapangan dengan mengecek aspek kelengkapan sarana pendukung, pemasangan tanda larangan merokok, hingga kepatuhan pengunjung dan tenaga kesehatan terhadap aturan bebas rokok di area puskesmas.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara umum implementasi KTR sudah berjalan, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti penataan sarana penunjang serta penguatan sosialisasi kepada masyarakat dan pengunjung puskesmas. Untuk itu, Tim Dinkesda memberikan rekomendasi agar dilakukan perbaikan dengan batas waktu 7 hari setelah pelaksanaan Monev.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo berharap penerapan KTR di seluruh fasilitas kesehatan dapat lebih optimal, sehingga mendukung terciptanya lingkungan pelayanan kesehatan yang sehat, nyaman, dan bebas dari asap rokok.(MI)
PURWOREJO – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melalui Bidang Pelayanan Kesehatan SDK melaksanakan Presentasi Produk Penyedia Alat Kesehatan dan Barang Jasa secara daring pada RABU, 3 September 2025.
Kegiatan dipimpin oleh Kepala Bidang Yankes SDK, Ibu Ernaningsih, S.SiT, M.Kes, bersama tim teknis. Forum ini menjadi bagian dari mekanisme sounding market, yaitu upaya menjaring informasi dari penyedia sebelum proses pengadaan dilakukan. Dengan demikian, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memiliki dasar pertimbangan yang lebih kuat dalam memilih penyedia barang/jasa kesehatan.
Tercatat enam penyedia mengikuti presentasi secara daring, yaitu:
Melalui forum virtual ini, masing-masing penyedia memaparkan spesifikasi produk, layanan purna jual, hingga dukungan teknis yang ditawarkan. Diskusi dua arah juga dilakukan agar tim teknis dapat memahami kelebihan dan keterbatasan produk secara lebih jelas.
Dalam arahannya, Ibu Ernaningsih menyampaikan bahwa sounding market ini bukan sekadar forum promosi, tetapi bagian dari prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa. Selain itu, mekanisme daring memungkinkan proses lebih efisien, menjangkau banyak pihak sekaligus, serta menghemat waktu dan biaya.
Diharapkan hasil presentasi ini dapat menjadi referensi penting bagi PPK dan tim teknis dalam memastikan pengadaan alat kesehatan dan barang jasa berjalan sesuai kebutuhan fasilitas kesehatan serta memberikan manfaat optimal bagi peningkatan mutu layanan kepada masyarakat.(MI)
Purworejo – Senin (1/9/2025), Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Purworejo melaksanakan apel pagi rutin yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Dinas Kesehatan. Apel berlangsung di halaman kantor Dinas Kesehatan dengan diikuti seluruh pejabat struktural, fungsional, serta staf dari berbagai unit kerja.
Dalam amanatnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Daerah menyampaikan arahan terkait Surat Edaran Nomor 000.8.6.1/9844/2025 tentang Sistem Kerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo. Surat edaran tersebut dikeluarkan dalam rangka menjaga kondusifitas di lingkungan pemerintahan, sekaligus menekankan pentingnya sikap sederhana, santun, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Adapun poin-poin penting yang disampaikan antara lain:
Sekretaris Dinas Kesehatan menekankan agar seluruh pegawai Dinas Kesehatan Daerah turut mendukung langkah Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam menciptakan situasi yang kondusif, tertib, dan mengutamakan pelayanan publik. Apel pagi ditutup dengan doa bersama, dilanjutkan dengan kegiatan kerja sesuai bidang masing-masing.(MI)